“Hah? Sebulan penuh di desa orang?”
sontak ku kaget ketika pertama kali akan melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata)
di desa Ciasihan, kecamatan Pamijahan – Bogor. Aku yang tidak biasa pergi jauh
dan lama dari rumah agak kaget ketika dikabarkan bahwa akan menjalani kkn
selama sebulan penuh di desa lain. Lingkungan baru, masyarakat yang belum ku
kenal, tempat tinggal yang mungkin sedikit beda dari tempat tinggal ku sendiri,
dan berjauhan dengan orangtua dan adikku selama sebulan. Aku harus bisa
berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik disana agar bisa merasa nyaman
tinggal disana selama sebulan. Teman- teman dikelompok ku juga sangat
mempengaruhi rasa nyaman itu. “hmm, aku cuma pernah liat dia sih di kampus. Ga
kenal apalagi bertegur sapa” ujarku dengan teman satu kelompok ku, Dian. Ya,
awalnya aku hanya mengenal dan sangat akrab dengan Dian yang memang selalu
kemanapun denganku selama 4 semester ini. Aku sempat khawatir tidak bisa
bersosialisasi dengan mereka. Aku takut tidak bisa berinteraksi dengan mereka
dengan baik, masalah yang aku takutkan adalah aku akan tinggal sebulan di desa
ini dan aku tidak bisa akrab dengan mereka teman kelompok ku. Ah aku lega,
akhirnya itu hanya ketakutan ku di awal sebelum perjalanan menuju Desa
Ciasihan.
Pada pagi hari ketika akan menuju
ke lokasi kkn, kami semua mahasiswa yang akan mengikuti kkn dikumpulkan di
kampus untuk pembukaan dan pelepasan oleh Dekan FISIP UMJ. Tidak menyangka akan
secepat ini bertemu awal kkn. Untungnya aku satu kelompok bersama teman yang
sekiranya sangat dekat dan akrab denganku. Setelah di lepas oleh Ibu Dekan,
kami pun masuk kedalam bus yang sudah dibagi-bagi berdasarkan kelompok dan
kecamatan. Aku masuk kedalam mobil elf dengan teman kelompok ku yang kebanyakan
perempuan dan ada sih satu laki-laki. Ya, kenapa kebanyakan hanya perempuan
yang ikut dengan mobil elf, karna teman kelompok ku yang laki-laki lebih
memilih naik motor dengan teman-teman kelompok lain. Mereka membawa motor juga
agar ditempat kkn kita memiliki kendaraan yang bisa dipakai untuk sekedar
berbelanja atau menghadiri kegiatan dan undangan. Oke, balik lagi saat di mobil
elf. Di dalam mobil aku bersama ke 5 teman perempuan ku dan 1 teman laki-laki
ku. Disana aku berkenalan dengan mereka yang belum aku kenal. “Hai aku Putri”
aku memperkenalkan diriku pada ke 2 temanku yang memang belum ku kenal selama
di kampus. Mereka bernama Ayu dan Sonia. Lalu disana juga ada beberapa temanku
yang memang sudah ku kenal yaitu Khalida, Dede, Dian dan Rofi. Setelah
berkenalan dan mengobrol selama perjalanan, kami pun tidak sadar sampai
tertidur karna perjalanan yang lumayan jauh dan macet. Saat bangun, ku kira
sudah dekat atau hampir sampai, tenyata masih jauh. Agar tidak bosan selama
perjalanan aku pun mengobrol dan foto-foto dengan teman-teman kelompokku.
Akhirnya, tidak terasa sudah sampai di Kecamatan Pamijahan. Huh, akhirnya bisa
meluruskan kaki yang pegal ini. Sesampainya di Kecamatan, aku bertemu dengan
teman-temanku yang memang berbeda kelompok tapi masih satu kecamatan. Di
kecamatan kami ditemani oleh Dosen Pengawas Lapangan (DPL) dari kelompok 13
yaitu Bapak Hamka, sayang sekali pada saat itu DPL dari kelompokku yaitu Bapak
Amin Shabana tidak bisa datang dan menemani kami dikarenakan pada saat itu
beliau dan dosen komunikasi yang lain sedang study banding di Malaysia.
Saat di kecamatan, aku dan
teman-temanku masih menunggu acara dimulai dengan rasa lapar yang lumayan
mengganggu. Akhirnya sambil menunggu acara siap, aku dan teman-teman ku memilih
untuk jajan disana. Ya lumayan, di lapangan kecamatan ada beberapa jajanan yang
bisa mengganjal perut yang lapar. Ada bakso tusuk, bakso kuah, siomay, ketoprak
dan es cendol. Aku memilih untuk makan bakso bersama teman-temanku. Tak lama
setelah makan, acara pembukaan oleh kecamatan pun dimulai. Setelah acara
dimulai, kami langsung menuju posko masing-masing kelompok. Aku dan kelompokku
memilih menyewa angkot untuk membawa kami ke posko. Tidak disangka, jalanan
menuju posko kami cukup ekstrim karna harus melewati tanjakan yang sangat curam
dan jalanan yang sedikit rusak. Sempat khawatir kalau angkot yang aku tumpangi
tidak bisa menanjak, tapi perkiraan ku salah, angkot yang kami tumpangi bisa
menanjak dan membawa kami dengan selamat sampai ke posko. Sesampainya di posko,
kami langsung membersihkan posko dan merapikan barang-barang yang kami bawa. Kami
langsung membagi tempat tidur untuk anak perempuan dan anak laki-laki.
Masalahnya adalah, posko atau rumah yang kami tempati tidak memiliki kamar yang
berarti kami harus tidur secara bersamaan tapi dibatasi oleh pembatas antara
perpemuan dan laki-laki. Oh ya, aku belum mengenalkan ke 3 teman laki-laki ku
yang berangkat dengan motor. Mereka adalah Ari, Farhan dan Mustajab.
Seminggu pertama kami belum
melakukan kegiatan yang kami rencanakan, itu sebabnya aku masih merasa jenuh
dan bosan berada disana sehingga selalu merasa ingin pulang cepat-cepat. Di
minggu-minggu berikutnya, kami mengadakan kegiatan yang berupa mengajar ngaji
dan membantu mengerjakan pr anak anak yang berada di sekitar posko kami. Ketika
adik-adik datang kerumah kami, aku kaget karna mereka cukup banyak dan sangat
antusias untuk diajar oleh kami. Mereka sangat lucu-lucu dan cepat untuk
menangkap apa yang kami ajarkan. Dengan adanya mereka, aku mulai merasa nyaman
dan betah disana. Waktu yang selalu aku tunggu-tunggu adalah sehabis maghrib
karna pada waktu tersebut adik-adik datang ke posko kami untuk belajar dan
bermain.
Aku sering keluar untuk sekedar jajan atau mengikuti
kegiatan yang diadakan kelompok kami yang mengharuskan ku untuk bertegur sapa
dengan masyarakat sekitar. Tidak disangka, mereka sangat sangat welcome dengan
kelompok kami. Mereka sangat ramah apabila bertemu kami dijalan. Hal tersebut
merupakan salah satu alasan yang membuat ku merasa aman dan nyaman disana. Pak
RW, Bu RW dan keluarganya pun sangat ramah dan baik hingga aku merasa bahwa
mereka merupakan keluarga baruku di Ciasihan. Sampai- sampai, Ibu warung yang
biasa aku datangi untuk sekedar makan mie atau jajan gorengan pun selalu
menyambut ku dengan baik dan sangat ramah apabila aku datang ke warungnya.
Hari-hari berikutnya, aku sudah
mulai merasa nyaman dan betah tinggal bersama mereka teman-teman sekelompokku.
Kami juga sudah mulai akrab satu sama lain. Dan yang sangat membuatku nyaman
adalah, candaan ku dengan mereka sangat nyambung. Aku yang memang suka bercanda
dipertemukan dengan mereka yang juga suka bercanda sehingga kami selalu
menyebut satu sama lain dengan sebutan “receh”. Lama kelamaan aku mulai merasa
sangat dekat dengan mereka, aku merasakan ada rasa persaudaraan dan
persahabatan yang sangat kuat dengan mereka. Tidak hanya dengan mereka yang
memang di kampus merupakan sesama anak kelas Regular, aku juga merasa akrab
dengan anggota kelompok lain yang berasal dari kelas Karyawan. Awalnya, aku
merasa akan tidak cocok dengan mereka yang memang belum pernah kutemui di kampus
apalagi untuk bertegur sapa atau mengobrol. Gataunya, mereka tidak seperti yang
aku fikirkan. Mereka sangat bersahabat dan royal dengan kami anak kelas
Reguler. Ketika mereka datang di hari sabtu atau jumat malam, mereka suka
membawa cemilan untuk kami yang memang seminggu penuh berada di posko dan jauh
dari minimarket. Tidak jarang bahkan selalu aku bercanda dan bermain game
bersama dengan mereka. Dari sana, aku mulai merasa nyaman dan cocok dengan
mereka, anak anak kelas Reguler maupun Karyawan.
Sangat susah untuk mencari makanan
berat ketika malam disana, tidak seperti dirumah ku yang biasanya banyak
pedagang lewat di malam hari seperti Nasi Goreng. Waktu itu, aku sempat main ke
posko kelompok 13 bersama Dian, Ari dan Farhan dengan menggunakan motor. Disana
kami sangat disambut baik dan disuguhi banyak cemilan oleh mereka. Kami
terjebak hujan di sana sehingga kami harus pulang larut malam ke posko kelompok
kami. Kami pulang sekitar jam 7 dari posko kelompok 13, sepulangnya dari sana
kami merasa lapar lagi dan memutuskan untuk mencari Nasi Goreng sekalian pulang
ke posko. Jalan yang kami lalui sungguh menyeramkan untuk aku pribadi,
bagaimana tidak, kami melewati banyak sawah yang gelap bahkan jurang yang
sangat gelap dan tidak ada lampu sama sekali. Ya, TIDAK ADA LAMPU.
Penerangan yang digunakan hanya di
dapat dari lampu kendaraan yang lewat termasuk lampu motor kami ber empat.
Perasaan lega ketika sampai di warung nasi goreng yang kami datangi, kami makan
dengan sangat lahap sampai tidak terasa hujan turun lagi dan mengharuskan kami
untuk meneduh di warung tersebut sampai hujan berhenti. Tidak lama kemudian
hujan berhenti dan kami jalan pulang menuju posko yang mengharuskan kami
melewati jalan tadi, ya jalan gelap yang menurutku seram.
Sesampai di posko kami berkumpul
lagi dengan teman-teman regular dan karyawan, ya waktu itu hari sabtu sehingga
banyak kakak kelas karyawan di posko. Kami mengobrol dan main game yang membuat
kami menjadi tambah akrab.
Hari- hari terus berjalan sampai
akhirnya tidak terasa sudah habis waktu kami di Desa Ciasihan. Aku merasakan
dan mendapatkan keluarga baru, sahabat-sahabat baru yang sangat baik, rasa
solidaritas, rasa saling menjaga. Tapi tidak jarang juga ada sedikit kesalah
pahaman yang terjadi di dalam kelompok kami, ya maklum saja, sebulan kami
tinggal bersama pasti ada hal yang cocok atau pun tidak cocok dengan satu sama
lain.
Setiap pertemuan pasti ada
perpisahan, di tanggal 3 sangat terasa bagaimana rasanya berpisah dengan teman
satu kelompok yang sebulan tinggal bersama dengan rasa senang, suka, susah dan
duka. Rasa persaudaraan yang kuat membuatku berfikir bahwa hari hari
selanjutnya pasti sangat sepi karna tidak ada canda tawa mereka lagi. Aku juga
merasa sangat terharu ketika adik-adik yang selalu bermain dan belajar bersama
kami memberikan surat atau gambar sebagai kenang-kenangan untuk ku dan
teman-teman agar tidak melupakan mereka. Jelas, sangat jelas aku tidak akan
melupakan adik-adik ku disana. Helmi, Kahfi, Rafi, Zahra, Mila, Leli, dan yang
lain yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu, aku dan yang lain tidak akan
bisa melupakan kalian, karna selain kami yang mengajarkan kalian, kalian juga
mengajarkan kami bagaimana pentingnya rasa persaudaraan dan keceriaan yang
kalian berikan hingga membuat kami merasa nyaman dan merasakan seperti dirumah
sendiri.
Terimakasih untuk Pak Rw dan
Keluarga yang telah menjamu kami dengan sangat baik dan menjadikan kami seperti
keluarga beliau. Terimakasih juga untuk warga Desa Ciasihan yang sangat
menerima kami dengan amat baik, tidak ada satupun warga yang acuh dan sombong
dengan kami dan aku pribadi. Terimakasih karna kalian mau membantu kami dan
menerima kami sebagai anggota warga Desa Ciasihan selama sebulan.
Dan untuk teman-teman ku di
kelompok 14, Dian, Khalida, Ayu, Dede, Sonia, Ari, Farhan, Rofi, Mustajab, Kak
Ami, Kak Devi, Mba Aci, Mba Ade, Bang Rofiq, Bang Danang, dan Bang Ade, dan
Bapak Amin Shabana terimakasih karna kalian yang membuatku nyaman dan betah
selama sebulan di Ciasihan, terimakasih atas canda tawa yang kalian berikan.
Aku sangat berharap, persaudaraan, persahabatan dan rasa kekeulargaan yang
telah kita buat tidak hanya sebatas di KKN, aku berharap KKN merupakan awal
dari persahabatan dan persaudaraan kita ke depannya. Semoga kita tetap bisa
menjalani hubungan baik ini.
Terima kasih telah berhasil membuatku menyayangi kalian :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar