Selasa, 12 September 2017

Ciasihan yang Berkesan

“Hah? Sebulan penuh di desa orang?” sontak ku kaget ketika pertama kali akan melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di desa Ciasihan, kecamatan Pamijahan – Bogor. Aku yang tidak biasa pergi jauh dan lama dari rumah agak kaget ketika dikabarkan bahwa akan menjalani kkn selama sebulan penuh di desa lain. Lingkungan baru, masyarakat yang belum ku kenal, tempat tinggal yang mungkin sedikit beda dari tempat tinggal ku sendiri, dan berjauhan dengan orangtua dan adikku selama sebulan. Aku harus bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik disana agar bisa merasa nyaman tinggal disana selama sebulan. Teman- teman dikelompok ku juga sangat mempengaruhi rasa nyaman itu. “hmm, aku cuma pernah liat dia sih di kampus. Ga kenal apalagi bertegur sapa” ujarku dengan teman satu kelompok ku, Dian. Ya, awalnya aku hanya mengenal dan sangat akrab dengan Dian yang memang selalu kemanapun denganku selama 4 semester ini. Aku sempat khawatir tidak bisa bersosialisasi dengan mereka. Aku takut tidak bisa berinteraksi dengan mereka dengan baik, masalah yang aku takutkan adalah aku akan tinggal sebulan di desa ini dan aku tidak bisa akrab dengan mereka teman kelompok ku. Ah aku lega, akhirnya itu hanya ketakutan ku di awal sebelum perjalanan menuju Desa Ciasihan.
Pada pagi hari ketika akan menuju ke lokasi kkn, kami semua mahasiswa yang akan mengikuti kkn dikumpulkan di kampus untuk pembukaan dan pelepasan oleh Dekan FISIP UMJ. Tidak menyangka akan secepat ini bertemu awal kkn. Untungnya aku satu kelompok bersama teman yang sekiranya sangat dekat dan akrab denganku. Setelah di lepas oleh Ibu Dekan, kami pun masuk kedalam bus yang sudah dibagi-bagi berdasarkan kelompok dan kecamatan. Aku masuk kedalam mobil elf dengan teman kelompok ku yang kebanyakan perempuan dan ada sih satu laki-laki. Ya, kenapa kebanyakan hanya perempuan yang ikut dengan mobil elf, karna teman kelompok ku yang laki-laki lebih memilih naik motor dengan teman-teman kelompok lain. Mereka membawa motor juga agar ditempat kkn kita memiliki kendaraan yang bisa dipakai untuk sekedar berbelanja atau menghadiri kegiatan dan undangan. Oke, balik lagi saat di mobil elf. Di dalam mobil aku bersama ke 5 teman perempuan ku dan 1 teman laki-laki ku. Disana aku berkenalan dengan mereka yang belum aku kenal. “Hai aku Putri” aku memperkenalkan diriku pada ke 2 temanku yang memang belum ku kenal selama di kampus. Mereka bernama Ayu dan Sonia. Lalu disana juga ada beberapa temanku yang memang sudah ku kenal yaitu Khalida, Dede, Dian dan Rofi. Setelah berkenalan dan mengobrol selama perjalanan, kami pun tidak sadar sampai tertidur karna perjalanan yang lumayan jauh dan macet. Saat bangun, ku kira sudah dekat atau hampir sampai, tenyata masih jauh. Agar tidak bosan selama perjalanan aku pun mengobrol dan foto-foto dengan teman-teman kelompokku. Akhirnya, tidak terasa sudah sampai di Kecamatan Pamijahan. Huh, akhirnya bisa meluruskan kaki yang pegal ini. Sesampainya di Kecamatan, aku bertemu dengan teman-temanku yang memang berbeda kelompok tapi masih satu kecamatan. Di kecamatan kami ditemani oleh Dosen Pengawas Lapangan (DPL) dari kelompok 13 yaitu Bapak Hamka, sayang sekali pada saat itu DPL dari kelompokku yaitu Bapak Amin Shabana tidak bisa datang dan menemani kami dikarenakan pada saat itu beliau dan dosen komunikasi yang lain sedang study banding di Malaysia.

Saat di kecamatan, aku dan teman-temanku masih menunggu acara dimulai dengan rasa lapar yang lumayan mengganggu. Akhirnya sambil menunggu acara siap, aku dan teman-teman ku memilih untuk jajan disana. Ya lumayan, di lapangan kecamatan ada beberapa jajanan yang bisa mengganjal perut yang lapar. Ada bakso tusuk, bakso kuah, siomay, ketoprak dan es cendol. Aku memilih untuk makan bakso bersama teman-temanku. Tak lama setelah makan, acara pembukaan oleh kecamatan pun dimulai. Setelah acara dimulai, kami langsung menuju posko masing-masing kelompok. Aku dan kelompokku memilih menyewa angkot untuk membawa kami ke posko. Tidak disangka, jalanan menuju posko kami cukup ekstrim karna harus melewati tanjakan yang sangat curam dan jalanan yang sedikit rusak. Sempat khawatir kalau angkot yang aku tumpangi tidak bisa menanjak, tapi perkiraan ku salah, angkot yang kami tumpangi bisa menanjak dan membawa kami dengan selamat sampai ke posko. Sesampainya di posko, kami langsung membersihkan posko dan merapikan barang-barang yang kami bawa. Kami langsung membagi tempat tidur untuk anak perempuan dan anak laki-laki. Masalahnya adalah, posko atau rumah yang kami tempati tidak memiliki kamar yang berarti kami harus tidur secara bersamaan tapi dibatasi oleh pembatas antara perpemuan dan laki-laki. Oh ya, aku belum mengenalkan ke 3 teman laki-laki ku yang berangkat dengan motor. Mereka adalah Ari, Farhan dan Mustajab.
Seminggu pertama kami belum melakukan kegiatan yang kami rencanakan, itu sebabnya aku masih merasa jenuh dan bosan berada disana sehingga selalu merasa ingin pulang cepat-cepat. Di minggu-minggu berikutnya, kami mengadakan kegiatan yang berupa mengajar ngaji dan membantu mengerjakan pr anak anak yang berada di sekitar posko kami. Ketika adik-adik datang kerumah kami, aku kaget karna mereka cukup banyak dan sangat antusias untuk diajar oleh kami. Mereka sangat lucu-lucu dan cepat untuk menangkap apa yang kami ajarkan. Dengan adanya mereka, aku mulai merasa nyaman dan betah disana. Waktu yang selalu aku tunggu-tunggu adalah sehabis maghrib karna pada waktu tersebut adik-adik datang ke posko kami untuk belajar dan bermain.
Aku sering keluar untuk sekedar jajan atau mengikuti kegiatan yang diadakan kelompok kami yang mengharuskan ku untuk bertegur sapa dengan masyarakat sekitar. Tidak disangka, mereka sangat sangat welcome dengan kelompok kami. Mereka sangat ramah apabila bertemu kami dijalan. Hal tersebut merupakan salah satu alasan yang membuat ku merasa aman dan nyaman disana. Pak RW, Bu RW dan keluarganya pun sangat ramah dan baik hingga aku merasa bahwa mereka merupakan keluarga baruku di Ciasihan. Sampai- sampai, Ibu warung yang biasa aku datangi untuk sekedar makan mie atau jajan gorengan pun selalu menyambut ku dengan baik dan sangat ramah apabila aku datang ke warungnya.
Hari-hari berikutnya, aku sudah mulai merasa nyaman dan betah tinggal bersama mereka teman-teman sekelompokku. Kami juga sudah mulai akrab satu sama lain. Dan yang sangat membuatku nyaman adalah, candaan ku dengan mereka sangat nyambung. Aku yang memang suka bercanda dipertemukan dengan mereka yang juga suka bercanda sehingga kami selalu menyebut satu sama lain dengan sebutan “receh”. Lama kelamaan aku mulai merasa sangat dekat dengan mereka, aku merasakan ada rasa persaudaraan dan persahabatan yang sangat kuat dengan mereka. Tidak hanya dengan mereka yang memang di kampus merupakan sesama anak kelas Regular, aku juga merasa akrab dengan anggota kelompok lain yang berasal dari kelas Karyawan. Awalnya, aku merasa akan tidak cocok dengan mereka yang memang belum pernah kutemui di kampus apalagi untuk bertegur sapa atau mengobrol. Gataunya, mereka tidak seperti yang aku fikirkan. Mereka sangat bersahabat dan royal dengan kami anak kelas Reguler. Ketika mereka datang di hari sabtu atau jumat malam, mereka suka membawa cemilan untuk kami yang memang seminggu penuh berada di posko dan jauh dari minimarket. Tidak jarang bahkan selalu aku bercanda dan bermain game bersama dengan mereka. Dari sana, aku mulai merasa nyaman dan cocok dengan mereka, anak anak kelas Reguler maupun Karyawan.
Sangat susah untuk mencari makanan berat ketika malam disana, tidak seperti dirumah ku yang biasanya banyak pedagang lewat di malam hari seperti Nasi Goreng. Waktu itu, aku sempat main ke posko kelompok 13 bersama Dian, Ari dan Farhan dengan menggunakan motor. Disana kami sangat disambut baik dan disuguhi banyak cemilan oleh mereka. Kami terjebak hujan di sana sehingga kami harus pulang larut malam ke posko kelompok kami. Kami pulang sekitar jam 7 dari posko kelompok 13, sepulangnya dari sana kami merasa lapar lagi dan memutuskan untuk mencari Nasi Goreng sekalian pulang ke posko. Jalan yang kami lalui sungguh menyeramkan untuk aku pribadi, bagaimana tidak, kami melewati banyak sawah yang gelap bahkan jurang yang sangat gelap dan tidak ada lampu sama sekali. Ya, TIDAK ADA LAMPU.
Penerangan yang digunakan hanya di dapat dari lampu kendaraan yang lewat termasuk lampu motor kami ber empat. Perasaan lega ketika sampai di warung nasi goreng yang kami datangi, kami makan dengan sangat lahap sampai tidak terasa hujan turun lagi dan mengharuskan kami untuk meneduh di warung tersebut sampai hujan berhenti. Tidak lama kemudian hujan berhenti dan kami jalan pulang menuju posko yang mengharuskan kami melewati jalan tadi, ya jalan gelap yang menurutku seram.
Sesampai di posko kami berkumpul lagi dengan teman-teman regular dan karyawan, ya waktu itu hari sabtu sehingga banyak kakak kelas karyawan di posko. Kami mengobrol dan main game yang membuat kami menjadi tambah akrab.
Hari- hari terus berjalan sampai akhirnya tidak terasa sudah habis waktu kami di Desa Ciasihan. Aku merasakan dan mendapatkan keluarga baru, sahabat-sahabat baru yang sangat baik, rasa solidaritas, rasa saling menjaga. Tapi tidak jarang juga ada sedikit kesalah pahaman yang terjadi di dalam kelompok kami, ya maklum saja, sebulan kami tinggal bersama pasti ada hal yang cocok atau pun tidak cocok dengan satu sama lain.
Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, di tanggal 3 sangat terasa bagaimana rasanya berpisah dengan teman satu kelompok yang sebulan tinggal bersama dengan rasa senang, suka, susah dan duka. Rasa persaudaraan yang kuat membuatku berfikir bahwa hari hari selanjutnya pasti sangat sepi karna tidak ada canda tawa mereka lagi. Aku juga merasa sangat terharu ketika adik-adik yang selalu bermain dan belajar bersama kami memberikan surat atau gambar sebagai kenang-kenangan untuk ku dan teman-teman agar tidak melupakan mereka. Jelas, sangat jelas aku tidak akan melupakan adik-adik ku disana. Helmi, Kahfi, Rafi, Zahra, Mila, Leli, dan yang lain yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu, aku dan yang lain tidak akan bisa melupakan kalian, karna selain kami yang mengajarkan kalian, kalian juga mengajarkan kami bagaimana pentingnya rasa persaudaraan dan keceriaan yang kalian berikan hingga membuat kami merasa nyaman dan merasakan seperti dirumah sendiri.
Terimakasih untuk Pak Rw dan Keluarga yang telah menjamu kami dengan sangat baik dan menjadikan kami seperti keluarga beliau. Terimakasih juga untuk warga Desa Ciasihan yang sangat menerima kami dengan amat baik, tidak ada satupun warga yang acuh dan sombong dengan kami dan aku pribadi. Terimakasih karna kalian mau membantu kami dan menerima kami sebagai anggota warga Desa Ciasihan selama sebulan.

Dan untuk teman-teman ku di kelompok 14, Dian, Khalida, Ayu, Dede, Sonia, Ari, Farhan, Rofi, Mustajab, Kak Ami, Kak Devi, Mba Aci, Mba Ade, Bang Rofiq, Bang Danang, dan Bang Ade, dan Bapak Amin Shabana terimakasih karna kalian yang membuatku nyaman dan betah selama sebulan di Ciasihan, terimakasih atas canda tawa yang kalian berikan. Aku sangat berharap, persaudaraan, persahabatan dan rasa kekeulargaan yang telah kita buat tidak hanya sebatas di KKN, aku berharap KKN merupakan awal dari persahabatan dan persaudaraan kita ke depannya. Semoga kita tetap bisa menjalani hubungan baik ini. 
Terima kasih telah berhasil membuatku menyayangi kalian :)












Tidak ada komentar:

Posting Komentar